Jumat, 13 November 2009
Dream Theater
Teater Mimpi yang tak berakhir. Dengan kemampuan peronilnya yang dapat membius semua yang memperhatikannya.
Dream Theater adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saat ini. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John Myung, mereka telah merilis delapan album studio, empat rekaman live dan satu album pendek (EP). Album pertama mereka, When Dream And Day Unite direkam dengan Charlie Dominici sebagai vokalis dan Kevin Moore sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tua daripada anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia kemudian keluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal selama 2 tahun sampai akhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis dari Kanada melalui audisi dan mengganti keyboardis di tahun 1999, bernama Jordan Ruddes(mukanya mirip Bruce Willis)
1. Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan untuk membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Mike Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci bertanya kepada teman band, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketika Chris Collins diajak untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit.
Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band, dan tetap bagus sampai sekarang.
Pada saat - saat tersebut, Portnoy, Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar. Jadwal mereka menjadi kiat ketat sehingga mereka harus memutuskan antara mengejar karir di bidang musik atau mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karir musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepada orang tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah.
Dimulai dari Dream, yaitu impian atau angan-angan, umumnya angan-angan atau impian itu merupakan sesuatu indah atau umumnnya semua orang memiliki impian yang baik bagi dirinya kelak.
Dream Theater, terdiri dari dua kosa kata, yaitu Dream (Impian) and Theater (Pertunjukan). Nah, Band ini (Dream Theater) di setiap albumnya selalu memainkan melodi atau rythm yang indah... Band ini tidak hanya mampu memainkan Rock atau Pop atau Akustik atau terpaku pada satu jenis musik saja.
Tapi bila didengarkan lebih detail, dari setiap instrumen musik yang dimainkan baik itu gitar, keyboard, gitar bass, drum dan perkusi, serta vokalnya mampu menampilkan jenis musik yang berbeda.
Baik itu disetiap perubahan nada di dalam satu lirik atau perubahan tema dalam satu judul lagu bahkan di setiap lagu di dalam satu album.
Lebih menarik lagi, pada detail penulisan lagu di dalam satu album dengan album lainnya memiliki keterikatan atau terdapat kata yang diulang.
Misalnya judul album “Octavarium” (2005), terdapat lagu yang berjudul “Ocatavarium”, dan di dalam lagu “Octavarium” terdapat kata “Octavarium”.
Bahkan di dalam satu lagu, terdapat tema penulisan lagu yang berbeda tetapi tetap mempertahankan tema secara keseluruhan lagu tersebut, misalnya pada lagu “Trial of Tears” (album: Falling Into Infinity, 1997) yang terdiri dari beberapa tema yang memisahkan isi lagu, yaitu tema pertama : “It’s Raining”, dilanjutkan dengan tema yang kedua: “Deep In Heaven” yang berisi instrumen dari band ini, dilanjutkan dengan tema ketiga: “The Wasteland”.
Uniknya pada tema terakhir ini, tepat pada kalimat terakhirnya berisi kata: “It’s Raining”, “Deep In Heaven” dan “The Wasteland” yang mana ketiga kalimta tersebut merupakan tema pada lagu ini.
Lebih uniknya lagi, disetiap tema dalam lagu ini ditulis oleh orang yang berbeda yang tidak lain merupakan personil band ini.
Tidak cukup hanya di lagu “Trial of Tears”, bahkan di hampir di setiap lagu dan di setiap album yang diciptakan memiliki karakteristik yang hampir sama.
Bukankah ini “sudah” cukup membuktikan bahwa band ini adalah band yang memiliki karakter yang indah.
Apalagi kalau sudah pernah mendengarkan lagunya, maka keindahan itupun akan semakin indah dengan permainan nada dan kunci di setiap melodi yang terus “maju”.
2. Diikuti kata Theater, yaitu pertunjukan. Umumnya sebuah pertunjukan itu menampilkan hal-hal yang membuat orang berkata ”wah”, “wow”, atau dapat disimpulkan pertunjukan mampu membuat orang kagum(kayak kalau lagi ngeliat muka gw yang ganteng gitu).
Nah, Dream Theater adalah band yang penuh dengan pertunjukan baik itu dengan hanya mendengarkan suara vokalisnya saja, atau mendengarkan instrumen yang dimainkan, atau bahkan melihat klip atau konsernya.
Secara umum band ini mengusung musik “Progressive Rock”. Artinya band ini memainkan musik yang mengalir dan mengalun jauh ke “depan” angan-angan pendengarnya.
Kembali ke pertunjukan sebenarnya, band ini “mampu” bermain dengan alur “cepat” atau dalam alur “lambat” bahkan bermain di antara keduanya.
Bukti konkretnya:
1. Vokal: Sang vokalis yaitu LaBrie yang termasuk, pada lagu “Hollow Years” (album: Falling Into Infinity, 1997) “hanya” bermain dengan tempo dan nada “rendah”.
Tetapi pada lagu “As I Am” dan “The Dying Soul” (album : Train of Thought, 2003), LaBrie bermain pada tempo yang sangat “cepat". Dan pada lagu “Vacant” di album yang sama, LaBrie bermain dengan “pelan” dan “rendah” dengan hanya diiringi alunan Cello.
Oleh karena itu LaBrie dijuluki “The Canuck”.
2. Gitar: Sang Gitaris yaitu Petrucci yang termasuk “ 3 Dewa Gitar” (bersama Joe Satriani dan Steven Vai) , pada lagu “Hollow Years” versi album rekaman (album : Falling Into Infinity, 1997) “hanya” bermain-main dengan nada “biasa” dan “sedang” bahkan tergolong akustik.
Namun pada album live, lagu “Hollow Years” (album : Live at Budokan, Japan, 2003), Petrucci bermain begitu “garangnya” bahkan terdengar “berlebihan” karena bermain dengan nada dan melodi yang “tinggi” dan “panjang”.
Oleh sebab itu Petrucci dijuluki “The Exaggerator”. Solo gitarnya yang terkenal terdapat pada lagu Under Glass Moon, Octavarium, As I Am, The Dark Eternal Night, Glasgow Kiss. Yang perlu ditanyakan "Kapan Skill gw kayak gini??"
3. Gitar Bass: Sang Bassis yaitu Myung yang termasuk “Jajaran Bassis Terbaik Saat Ini”, pada lagu “New Millenium” versi rekaman (album : Falling Into Infinity, 1997) dan pada lagu yang sama versi live (Live at Budokan, Japan, 2003) memainkan instrumen bass gitar 12 strings, yaitu “Grand Chapman Stick” dimana sangat jarang dan sangat susah bagi seorang musisi untuk memainkannya apalagi menguasainya, selain karena susah harganya pun sangat mahal.
Namun itu tidak berlaku bagi Myung (umumnya seorang pemain gitar bass hanya memainkan gitar bass dengan 4 strings atau 6 strings). Myung juga tergolong orang yang “pendiam” dan “berbicara” hanya dengan “kecepatan” dan “ketepatan” memegang kunci pada gitar bassnya.
Oleh karena itu, Myung dijuluki “The Quiet Thunder”.
4. Keyboard: Sang Keyboardist yaitu, Rudess yang notabene merupakan anggota terbaru (bergabung pada tahun1999) dari Dream Theater, mampu menyesuaikan diri dengan cepat dan bahkan tergolong “ajaib” dia mampu menguasai semua chord atau setiap kunci di setiap lagu. Rudess mampu menyesuaikan melodi yang dimainkan baik itu cepat, pelan, rendah, dan datar. Menyesuaikan melodi dengan setiap petikan kunci gitar, drum, dan mengalun sepanjang lagu.
Bahkan pada setiap lagu yang dibuat sebelum tahun 1999 atau sebelum dia bergabung. Para pendahulunya, yaitu Moore dan Sherinian memiliki karakter bermain yang berbeda. Kalau sebelumnya Dream Theater memiliki pemain keyboard yang suka memainkan nada-nada “aneh” pada diri Sherinian yang dijuluki “The Strange One”, kini pada diri Rudess yang memiliki gaya khas pada saat bermain keyboard serta kejeniusannya untuk tidak mengikuti melodi yang pernah dimainkan oleh Sherinian, maka Rudess dijuluki “The Wizard”.
5. Drum dan Perkusi: Sang Dummer yaitu Portnoy, yang merupakan pendiri Dream Theater bersama-sama dengan Petrucci, dan Myung merupakan “Pemain Drum Modern Saat Ini” mampu bermain selama berjam-jam tanpa lelah. Selain itu Portnoy juga mampu memainkan perkusi. Menariknya lagi, pada lagu-lagu tertentu dan pada album-album tertentu, Portnoy memiliki nama dan susunan drum yang berbeda, seperti “Siamese Monster”, “Awake & Change Of The Seasons”, “Purples Monster” dan terakhir :Transatlantic”.
Karena tampangnya yang “aneh” dan gaya bermainnya yang khas dan “gila”, Portnoy dijuluki “The Madman”.
Lebih dari itu, Dream Theater juga merupakan pertunjukan yang bisa dikatakan kumpulan-kumpulan musisi terbaik dunia, selain dari berbagai “julukan” dan “gelar” yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya, Dream Theater memiliki anggota bukan hanya dari AS saja, tetapi juga dari Korea (Myung, Bass) dan Kanada (LaBrie, Vokalis).
--Detail Singkat Tentang Dream Theater--
--------------------------------------------
- Asal : Boston, Masschussets, USA
- Genre Musik : Progressive Metal/Progressive Rock
- Tahun Aktif : 1985 - Sekarang
- Website Resmi: www.dreamtheater.net
- Anggota :
---1.John Peter Petrucci (Gitar and Vocals)
---2.Michael 'Mike' Stephen Portnoy (Drum, Vocals dan Percussions)
---3.Jon Ro Myung (Bass dan Grand Chapman Stick Bass)
---4.Kevin James LaBrie (Vocal dan Background Vocals)
---5.Jordan Rudess (Keyboard, Continuum dan Lap Steel Guitar)
---6.Derek Sherinian (Keyboard pada 1993 - 1998)
---7.Charlie Dominici (Vocal pada November 1986-1992)
---8.Chris Collins (Vocal pada 1985 - October 1986)
---9.Kevin Moore (Keyboard pada 1985-1994)
- Album:
1. When Dream and Day Unite--------(1989)
2. Images and Words----------------(1992)
3. Live at The Marquee-------------(1993)
4. Awake---------------------------(1994)
5. A Change of Seasons-------------(1995)
6. Falling Into Infinity-----------(1997)
7. Once In A Live Time-------------(1998)
8. Scenes From A Memory------------(1999)
9. Live Scenes from New York-------(2002)
10. Six Degrees of Inner Turbulences(2002)
11. Train of Thought----------------(2003)
12. Live at Budokan-----------------(2003)
13. Octavarium----------------------(2005)
14. Score---------------------------(2006)
15. Systematic Chaos----------------(2007)
16. Black Cloud and Silver Lining---(2009)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hooo, baru nyaho saya. Album-album yang lain ada ceritanya juga nggak?
BalasHapusEh-eh-eh, ini sumbernya dari mana? Nggak dicantumin?
sumbernya banyak kk, dari berbgai web.
BalasHapus