Senin, 16 November 2009

Taman Gantung Babilonia Yang Hancur

Hanya ada 1 pepatah yang cocok untuk kota terindah yang dibuat sebagai simbol cinta....

"Fallen now the Babylon the great"

Kota gantung yang hilang...... Babilonia





SEJARAWAN Mesir kuno, Herodotus, yang hidup sekitar tahun 450 SM, pernah mengatakan, "Keindahan Kota Babilon melampaui keindahan kota-kota tersohor di dunia." Ia mengatakan hal itu setelah melihat tembok kota yang dibangun Raja Nebuchadnezzar II yang berkuasa selama 43 tahun-sejak tahun 605 SM-begitu indah dan kokoh.

Nebuchadnezzar pula yang membangun Taman Gantung. Konon, menurut cerita, taman itu dibangun Nebuchadnezzar untuk menghibur istrinya, Amyitis, putri Raja Medes dari Media yang kangen pada kampung halamannya. Agar Amyitis betah tinggal di Babilon, maka dibangunlah taman itu yang kini tercatat sebagai salah satu keajaiban dunia.

Perkimpoian Nebuchadnezzar dan Amyitis adalah perkimpoian politik. Tujuan utama Nebuchadnezzar adalah mempersatukan Kerajaan Babilonia dan Media.

Diodorus Siculus, sejarawan Yunani pada masa itu, menggambarkan hebatnya Taman Gantung bagi Amyitis. Menurut Diodorus, lebar taman itu 400 kaki (sekitar 130 meter), panjangnya 400 kaki, sedangkan tingginya lebih dari 80 kaki (sekitar 26 meter). Padahal, tembok Kota Babilon, menurut Herodotus, 320 kaki (sekitar 106 meter).

Cerita Taman Gantung Babilon adalah cerita cinta antara Nebuchadnezzar dan Amyitis. Kisah ini mirip cerita pembangunan Taj Mahal di Agra, India. Taj Mahal adalah bangunan cinta. Babilonia dinamai sesuai dengan ibukotanya, Babel, adalah negara kuno yang terletak di selatan Mesopotamia (sekarang Irak), di wilayah Sumeria dan Akkadia. Babel pertama disebut dalam sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon of Akkad, dari abad ke-23 SM.

Salah satu bangunan yang disebut paling indah di dunia itu dibangun atas perintah Sultan Sjah Jahan (Sjahjahan). Adalah "cinta dan kesetiaan" pada istrinya, Arjumand Bano Begum yang juga dikenal dengan nama Begum Mumtaz Mahal (Mahkota Kerajaan), yang mendorong Sjah Jahan memerintahkan untuk membangun Taj Mahal.

Bangunan makam yang terbuat dari marmer putih itu dibangun pada tahun 1631-1653 dengan mengerahkan 22.000 pekerja serta puluhan arsitek, seniman, dan ahli bangunan dari berbagai negara, termasuk Italia dan Perancis. Batu marmer dikumpulkan dari seluruh India, seperti Makrana dan Rajasthan. Batu-batu khusus didatangkan dari Rusia, Cina, Afganistan, Persia, Asia Tengah, dan Yaman.

Kini, peninggalan Kerajaan Dinasti Neo-Babilonia itu masih dapat disaksikan di Babilon. Kompleks kota raja konon luasnya 21 kilometer persegi. Ekskavasi hingga kini terus dilakukan. Di antara yang sudah terlihat dan sudah direstorasi adalah Istana Nebuchadnezzar yang total luasnya 52.000 meter persegi. Selain itu, bangunan lain yang sudah direstorasi adalah Kuil Ishter, Kuil Nabu, dan Kuil Ninimakh serta Pintu Gerbang Ishtar (ini merupakan pintu gerbang yang menghadap ke utara).

CERITA tentang Babilon tidak bermula dari sini. Bertahun-tahun sebelumnya, ketika dunia "masih muda", cerita tentang Babilon sudah ada. Kota yang terletak sekitar 90 kilometer sebelah selatan Baghdad dan diapit dua sungai besar, Tigris dan Eufrat, itu memang kaya legenda, cerita, dan sejarah. Misalnya, cerita tentang Menara Babel.

Kisah Menara Babel yang melambangkan keangkuhan, kesombongan manusia, itu sudah disebut-sebut dalam Kitab Penciptaan, Kitab Suci Perjanjian Lama. Pembangunan menara itu diprakarsai oleh Nimrod, anak cucu Nabi Nuh di zaman Babilon kuno, jauh tahun sebelum zaman Nebuchadnezzar. Orangtua Nimrod adalah Cush, putra Ham.

Bahkan, demikian menurut cerita, Kota Babilon dan Ninive juga mula pertama dibangun oleh Nimrod. "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota, dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit. Marilah kita cari nama supaya kita jangan terserak ke seluruh Bumi," demikian antara lain bunyi ajakan Nimrod kepada orang-orangnya, seperti yang ditulis dalam Kitab Penciptaan.

Pembangunan sebuah kota, seperti yang dilakukan Nimrod ketika itu, melambangkan dambaan manusia untuk terus berkumpul. Mereka, ketika itu, takut tercerai-berai dan hidup di tempat yang belum mereka kenal berhadapan dengan bahaya. Karena itu, didirikanlah sebuah kota-Babilon dan Ninive-sebagai pusat kegiatan, sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Akan tetapi, ketika mereka membangun menara dengan mengatakan, "Marilah kita cari nama, marilah memegahkan diri", di saat itulah kemanusiaan manusia berkuasa. Menara dibangun untuk kebutuhan badan, jiwa, dan semangat. Bahkan, mereka ingin membangun menara yang mencapai langit. Kalau perlu dapat memanah Matahari dari puncak menara. Pendek kata, menara dibangun untuk pemuasan diri.

Inilah, yang menurut kisah, yang menjadi penyebab turunnya hukuman dari Tuhan sehingga mereka tercerai-berai dan tidak bisa memahami bahasa mereka satu sama lain.

Sindrom Menara Babel itu pula, yang menurut para sejarawan, merasuki Nebuchadnezzar II, yakni dengan membangun Taman Gantung dan Menara Babel di kompleks istananya. Ia membangun kompleks istana begitu megah, yang sekarang sisa-sisanya masih bisa dilihat, dan memerintah dengan tangan besi.

Babilon di zaman Nebuchadnezzar II, yang memerintah pada tahun 605-562 SM, mencapai masa keemasan. 

SAAT pasukan gabungan pimpinan AS menggempur Irak sekarang ini, cerita Menara Babel itu muncul lagi. Apa yang dicari George W Bush? Apakah ia seperti Nimrod dan orang-orang yang mengatakan, "Marilah kita cari nama", saat hendak membangun Menara Babel?

Kalaupun Bush tidak mengatakan seperti itu, suka tidak suka, saat ini sindrom Menara Babel itu sudah merasuki dunia. Pembangunan Menara Babel dimaksudkan untuk menyeragamkan manusia zaman itu dalam satu budaya.

Saat ini pun demikian. Semua ada di bawah dominasi budaya, yakni budaya kapitalisme, satu hegemoni, yakni hegemoni komunikasi AS. AS yang merupakan satu-satunya adikuasa di dunia ini berusaha memaksakan kehendaknya dengan segala cara dan upaya, termasuk perang.

Ketika Divisi Infanteri Ke-3 AS bergerak dari Kuwait ke Baghdad beberapa hari lalu, banyak yang khawatir akan nasib situs sejarah yang sebenarnya dapat mengajak orang untuk selalu bercermin bahwa memegahkan diri, mencari nama untuk diri sendiri, adalah awal dari kehancuran.

Hingga kini, memang Babilon masih selamat. Tetapi, andaikan nanti Kota Babilon-kata Babilon berasal dari bahasa Akkadia dan berarti Pintu Tuhan-menjadi sasaran, maka semuanya hanya akan tinggal cerita: cerita tentang kebesaran Babilon.

Pasukan AS Hancurkan Peninggalan Kuno Babylonia

Kapanlagi.com - Pasukan asing di Irak pimpinan AS, memanfaatkan kota kuno Babylon Irak sebagai pangkalan militer, akibatnya terjadi "kerusakan sangat parah" terhadap salah satu harta karun arkeologi sekaligus keajaiban dunia tersebut, demikian satu laporan Museum Inggris.


Laporan, sebagaimana dikutip koran Guardian edisi hari Sabtu menyatakan kendaraan pasukan militer AS dan Polandia telah menghancurkan jalan-jalan yang telah dibangun sejak 2.600 tahun lalu di kota itu. Fragmen-fragmen arkeologi digunakan untuk mengisi karung-karung pasir, demikian ditambahkan.



John Curtis, pengelola departemen Purbakala dan Timur Dekat pada museum tersebut, yang diundang untuk menyaksikan secara langsung Babylon oleh pakar-pakar barang antik Irak, juga mengatakan dia mendapati retakan-retakan dan lobang-lobang menganga yang dibuat manusia yang jelas kelihatan ingin mengorek bata-bata dekoratif yang membentuk naga terkenal di Gerbang Ishtar di kota tersebut.


Komandan-komandan militer AS membangun pangkalan di Babylonia pada bulan April 2003, tepat setelah penyerbuan untuk menjungkalkan Saddam Hussein dan menyerahkannya kepada pasukan pimpinan Polandia lima bulan kemudian.


"Hal itu sama saja dengan membangun satu kamp militer di sekitar Piramid Agung di Mesir atau di sekitar Stonehenge di Inggris," demikian Curtis dalam laporannya.


Kamp itu akan secara resmi diserahkan kepada kementerian kebudayaan Irak hari Sabtu mendatang.


Babylon merupakan ibukota negara kuno Babylonia, peradaban awal manusia yang muncul sekitar 1.800 SM hingga 600 SM.


Sebagian besar terkenal karena Taman Gantung yang dibangun oleh Nebuchadnezzar, salah satu dari tujuh keajaiban dunia, yang sebagian besar dibangun kembali oleh Saddam dalam satu upaya untuk menghubungkan dirinya dengan kejayaan negaranya di masa lalu.


Dalam laporan tersebut, Curtis menggambarkan keputusan untuk membangun pangkalan di wilayah itu merupakan sesuatu "yang sangat patut disesalkan".


Sebagian besar wilayah itu dipenuhi dengan batu kerikil, demikian laporan tersebut, yang dibawa dari luar dan telah dipadatkan dan kadang-kadang dikenai pekerjaan kimiawi untuk membuat landasan helikopter dan parkir mobil.


"Status informasi masa depan menyangkut wilayah ini dengan demikian akan dikompromikan secara serius," tulis laporan tersebut.


Lord Redesdale, kepala seluruh partai kelompok arkeologi parlemen Inggris kepada koran Guardian menyatakan bahwa dia "sangat terkejut".


"Biadab adalah kata-kata yang kasar, ini sangat mengerikan".


"Itu (Babylonia) merupakan situs dunia. Pasukan Amerika Serikat bukan hanya merusak arkeologi Irak tapi sesungguhnya menghancurkan warisan budaya seluruh dunia".


Sebagaimana mengutip Letkol Steven Boylan, koran itu menuliskan pentingnya Babylon tidak hilang oleh pasukan asing.


"Seorang arkeolog memeriksa setiap gagasan konstruksi atas dampaknya pada reruntuhan sejarah". (*/lpk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Wanderer