Selasa, 08 Desember 2009

Cerita di balik sebuah album



"Move on, be brave
Don't weep at my grave
Because I am no longer here
But please never let
Your memory of me disappear"


Scenes from a memory

Album kelima Dream Theaterini diluncurkan tahun 1999. Lagu-lagu dalam album ini sebenarnya adalah kisah cinta dan pembunuhan. Album ini merupakan lanjutan lagu Metropolis Pt. 1 : The Miracle and The Sleeper di album Images and Words (1992).
Characters

Present Time
Nicholas
The Hypnotherapist
The Old Man

1928
Victoria Page - "Metropolis/Love"
Sen. Edward Baynes - "The Miracle"
Julian Baynes - "The Sleeper"

Album ini menceritakan kisah Nicholas dengan pencarian tentang kehidupan dia sebelumnya dimana terdapat cerita cinta dan pembunuhan seseorang yang bernama Victoria. Kisahnya diawali ketika Nicholas mendatangi seorang ahli hypnotherapist. Dia melakukan terapi karena merasa selalu dihantui seorang wanita yang kemudian diketahui bernama Victoria. Gadis ini sering muncul dalam mimpinya dimana dia merasa kehidupan sang gadis mirip sekali dengan kehidupannya sendiri.

Dalam terapi ini Nicholas mengetahui mengapa gadis bernama Victoria ini menghantuinya yaitu untuk mengungkapkan kisah sebenarnya dari pembunuhan dirinya di tahun 1928. Kemudian mulai menyelidikinya dan menemukan surat kabar yang menceritakan kejadian tahun 1928 itu. Dalam surat kabar itu diceritakan bahwa seorang saksi yaitu Edward Baynes mendengar teriakan dan kemudian menemukan seorang gadis muda (Victoria) telah tewas tertembak, kemudian sang penembak yang ternyata kekasihnya sendiri bunuh diri dan tewas di tempat yang sama. Sang penembak tersebut adalah Julian Baynes, saudara dari Edward. Surat kabar ini menyebutkan bahwa Julian dan Victoria adalah sepasang kekasih. Victoria hendak meninggalkan Julian karena kebiasaan buruknya yang suka mabuk dan judi. Selanjutnya Nicholas juga mendengar rumor bahwa Edward terlibat affair dengan Victoria. Apakah ini yang menyebabkan Julian membunuhnya?

Kemudian penyelidikan membawa Nicholas ke rumah Edward, dimana dia menemukan banyak petunjuk disana yang mengarah pada pengungkapan siapa sebenarnya pembunuh Victoria. Akhirnya melalui bantuan terapi hipnotis Nicholas mengetahui bahwa sebenarnya Edward terlibat dalam pembunuhan tersebut. Pada awalnya Edward dan Victoria adalah sepasang kekasih. Namun ternyata Victoria menyadari bahwa cinta sejatinya adalah untuk Julian. Ketika mereka sedang mengadakan pertemuan secara rahasia, tiba-tiba Edward mengetahuinya dan kemudian membunuh mereka berdua. Sebelum membunuh Victoria, Edward hanya berkata "Buka matamu Victoria". Kemudian dia membuat seolah-olah kejadiannya seperti yang diceritakan dalam surat kabar.

Di akhir cerita, sesudah mengetahui kisah sebenarnya dari pembunuhan tersebut Nicholas merasa lega karena tidak akan dihantui lagi oleh Victoria. Nicholas pun belajar dari kejadian itu. Seampainya di rumah, ia menyalakan sebuah phonograph dan meminum sebuah anggur untuk menenangkan pikirannya yang sudah terbebas. Suara mobil terdengar, seorang hipnoterapi yang sudah membantunya turun dari mobil itu lalu memasuki ruangan dimana Nicholas sedang menikmati musik dan minumannya. Ahli hipnoterapi hanya berkata, "Buka matamu Nicholas".

Track listing

Act I# Title Lyrics Music Length
1. "Scene One: Regression" John Petrucci Petrucci 2:06
2. "Scene Two, Part. I: Overture 1928" (instrumental) Dream Theater 3:37
3. "Scene Two, Part. II: Strange Déjà Vu" Mike Portnoy Dream Theater 5:12
4. "Scene Three, Part. I: Through My Words" Petrucci Petrucci 1:02
5. "Scene Three, Part. II: Fatal Tragedy" John Myung Dream Theater 6:49
6. "Scene Four: Beyond This Life" Petrucci Dream Theater 11:22
7. "Scene Five: Through Her Eyes" Petrucci Dream Theater 5:29

Act II# Title Lyrics Music Length
8. "Scene Six: Home" Portnoy Dream Theater 12:53
9. "Scene Seven, Part. I: The Dance of Eternity" (instrumental) Dream Theater 6:13
10. "Scene Seven, Part. II: One Last Time" James LaBrie Dream Theater 3:46
11. "Scene Eight: The Spirit Carries On" Petrucci Dream Theater 6:38
12. "Scene Nine: Finally Free" Portnoy Dream Theater 11:59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Wanderer